Khotbah singkat Kis 2:14-40

Setiap orangtua ketika akan berpisah dengan anak-anaknya karena suatu tugas atau kegiatan tertentu yang berlangsung cukup lama, tentu akan memberikan pesan dan memastikan ada 'bekal' yang cukup bagi si anak selama mereka tidak bersama-sama. Kedua hal tersebut sama penting untuk memastikan anak-anak tetap berada dalam kondisi yang baik. Demikian juga halnya dapat kita lihat terjadi dalam hubungan antara Tuhan Yesus dengan murid-murid-Nya sebelum peristiwa terangkat-Nya ke surga agar iman mereka tetap terjaga dengan baik.

Pada saat peringatan Pentakosta di Yerusalem, banyak orang Yahudi yang saleh datang dari berbagai tempat untuk mensyukuri panen raya gandum, Kesalehan yang dimaksudkan di sini bukan berarti mereka telah menerima kebenaran, tetapi kesalehan yang kerap kali dapat membuat orang makin tertutup terhadap kebenaran. Pada saat itu terjadilah peristiwa yang sangat mencengankan: dipenuhi oleh Roh Kudus dan membuat mereka dapat berkata-kata dalam bahasa-bahasa lain yang biasa digunakan dalam daerah yang lain. Hal ini membuat banyak orang menjadi tercengang-cengang, tetapi juga oleh orang lain disindir sebagai sebuah peristiwa kemabukan karena anggur.

Pentakosta telah membuat banyak orang dan para rasul dikuatkan karena janji Bapa tergenapi dalam hidup mereka. Pentakosta adalah konfirmasi penggenapan janji Allah bahwa mereka tidak ditinggalkan sendirian memasuki peziarahan bersaksi. Peringatan hari raya Pentakosta juga merupakan kepastian bahwa perjalanan hidup kita selaku gereja-Nya diurapi dengan Roh Kudus agar dapat melanjutkan ziarah karya bahi semua dengan tabah dan setiap walau kerap ditolak.

Peristiwa Pentakosta memberikan ruang keberanian kepada siapa saja yang mau dipakai Tuhan. Petrus atas kuasa Roh, menjadi berani dan mulai berkhotbah didepan banyak orang ketika orang menyindir bahwa manifestasi Roh Kudus merupakan kemabukan belaka. Dengan pimpinan Roh Kudus, Petrus berkhotbah tentang penggnapan nubuat Allah dengan perantaraan nabi Yoel yaitu Allah akan mencurahkan Roh-Nya atas semua manusia. Petrus menegaskan bahwa berita perjanjian lama dan perjanjian baru bepusat pada Kristus. Sepatutnyalah, hati kita justru terdorong untuk menyaksikan dengan berani tentang Juruselamat.

Roh Kudus menembus sekat-sekat pemisah. Sehingga, kita diajak untuk salaing mendorong dalam upaya memanusiakan orang lain. Memiliki perbedaan pendapat malahan harus membuat kita bersyukur bahwa orang-orang peduli dengan keadaan sekitar. Perbedaan suka, ras, budaya bahkan agama malahan membuat kita harus bersyukur dengan anugrah yang diberikan kepada kita. Kerja Roh Kudus adalah kerja yang membuat orang lain mengerti benar bahwa apa yang kita lakukan bercermin dari kehidupan Kristus sebagai Parakletos.